Minggu, 21 Juni 2020

WARGA TRANSNMIGRASI DESA TRIPARIQ MAKMUR PUNYA CERITA SEBELUM TIBA DI LOKASI YANG DIJANJIKAN PEMERINTAH TRANSMIGRASI PADA TAHUN 1992




Awal sebelum keberangkatan serta waktu keberangkatan dari kampung halaman Nusa Tenggara Timur (Tahun 1992)

Tentu saja pada saat itu Kementerian Transmigrasi bekerjasam dengan lembaga berkaitan serta faksi PT. Anangga Pundinusa untuk mempromokan program pemerintah buat masyarakat NTT untuk turut Program transmigrasi.

Menurut riwayat dari beberapa Tetua (Bapak Yohanes Kusisusu, Bapak Kornelis Haumeni, Mendiang Bapak Nikolas Laki, serta pasti ada banyak tokoh warga yang tidak saya tulis) ada banyak janji perusahaan serta pemerintah mengenai nasib masyarakat yang ingin ikuti program Transmiggrasi.

Masyarakat dikasih janji jika semua sarana telah ada, masyarakat Trans tinggal nikmati. Sarana yang ada diantaranya rumah, Toilet, fasilitas air bersih, alat pertanian, lampu listrik serta hal yang membuat masyarakat jadi tertarik ialah sudah disiapkan tempat usaha serta tempat karet buat masyarakat yang ingin turut. 

Waktu itu masyarakat sangat ketertarikan mengingat di kampung halaman sendiri belum ada semua yang dikatakan faksi pemerintah serta perusahaan (PT. Anangga Pundinusa). Masyarakat mulai bersama-sama daftarkan diri serta dikarantinakan di kupang persisnya di Taman Ria (Teno). masyarakat yang tercatat waktu itu sejumlah 63 Kepala Keluarga (KK), yang semasing mempunyai KK penganut (keluaga yang belum berumah tangga tapi ingin turut merantau). hingga bila di kalkulasi dalam jiwa ada beberapa ratus jiwa yang akan diberangkatkan ke Tempat Transmingrasi (Kalimantan Timur).

Kira-kira dalam 1 minggu masyarakat diisolasi serta memperoleh publikasi mengenai apakah yang akan dilaksanakan dalam tempat tujaun (Tempat Trans HTI). gagasannya masyarakat akan diberangkatkan lewat tranportasi laut. Waktu itu masyarakat tidak tahu kapal penumpang semacam apa serta kapal hewan itu semacam apa. Tetapi sebab sengatnya masyarakat masih ketertarikan serta siap untuk diberangkatkan.

Taruhan Sabung Ayam Online Semakin Populer

Kira-Kira tanggal 1 Deseber 1992 jam 09.00 wita, masyarakat yang akan pergi mulai membuat perpisahan dengan sanak saudara yang tinggal dikampunghalaman serta mulai naik ke kapal laut yang disebut untuk fasilitas transportasi waktu itu. Tetunya waktu itu masyarakat telah mempersiapakan semua keperluan yang penting dibawa ke tanah rantau, seperti baju serta bahan makanan.

Diperjalanan masyarakat yang lain kampung mulai berhubungan serta sama-sama melakukan komunikasi, kami baru sadar jika rupanya kapal yang kami naiki ialah kapal hewan pada saat itu. Belum juga kerusakan kapal ditengah-tengah laut hingga kapal hampir terbenam bersama-sama masyarakat. Waktu kerusakan kapal, kami untuk beberapa anak tentu saja tidak tahu bencana apakah yang akan menerpa kami. kami lihat sangat banyak ikan lumba-lumba yang ada di bawah kapal serta seolah-olah ingin mengusung kapal itu supaya tidak bisa terbenam, sesaat helikopter terbang bawa keranjang dekati tepian kapal. Kerusakan kapal kurang serta lebih satu hari lamanya.

Walau bencana kerusakan kapal yang pernah membuat orangtua serta tentu saja rekan-rekan yang telah pahami mengenai terbenam, kembali lagi membuat suana bahagia sebab kapal dapat diperbarui. Yah, menski waktu itu kapal hewan yang dipakai terlihat jika masyarakat nikmati perjalanan dengan keinginan memperoleh janji perusahaan serta pemerintah saat itu.

Genap telah 1 minggu diperjalanan melalui laut pada akhirnya masyarakat datang di kota Balikpapan selanjutnya lewat perjalanan darat ke arah kota Samarinda. Masyarakat nikmati istirahat di samarinda selanjutnya meneruskan perjalanan mudik sungai mahakam ke arah satu perusaan kayu (Barito Pasifik Timber Grup) dengan memakai kapal motor yang masih tetap ada sampai masa saat ini tahun 2020.

Share:
Lokasi: Indonesia

Definition List

Unordered List

Support